Kerja keras adalah Energi kita untuk mulai melakukan konservasi energi, dalam arti berupaya menggantikan energi yang tidak dapat diperbaharui dengan energi yang dapat diperbaharui. PT Pertamina ( Persero ) terus melakukan dan mendukung konservasi energi dengan memasarkan biofuel yaitu biosolar, biopertamax dan baru-baru ini PT Pertamina ( Persero ) juga memasarkan bio premium yang dimulai sejak mei 2006. Untuk awal penjualan biopremium hanya dipasarkan di Malang dan empat SPBU di Jakarta. Dan akan terus melakukan perluasan pemasaran bio premium khususnya untuk di daerah Jakarta.
Biopremium adalah campuran premium dengan bio etanol atau bahan bakar cair yang merupakan hasil percampuran 98% premium dan 2% ethanol. (dikutip dari Sumber ). Bioetanol yang dipakai sebagi campuran premium ini di ambil dari ubi kayu. Namun kadar etanol disini hanya 2% artinya pengunaan minyak bumi sebagai energi yang tidak dapat diperbaharui masih sangatlah besar. Begitu juga dengan biosolar kandungan CPO 1%. Dan juga PT Pertamina ( Persero ) harus berkerjasama dengan perusahaan yang siap terjun sebagai pemasok bioetanol untuk melakukan dan mendukung kegiatan konservasi energi ini.
Sedangkan apabila kita bandingkan dengan Amerika Serikat dan Brasil sudah menggunakan Bahan bakar tersebut dikenal di Amerika Serikat sebagai gasohol dan di Brasil sebagai bensin tipe C.
Dua campuran umum di AS adalah E10 dan E85 yang mengandung 10% dan 85%
etanol. Sedangkan campuran yang umum di Brasil adalah bensin tipe C dan
jenis oktan tinggi, yang mengandung 20-25% ethanol ( dikuti dari sumber )
Dari perbandingan di atas jelas sekali negara ini dan PT Pertamina ( Persero )dengan slogan barunya "Kerja keras adalah Energi kita" belum melakukan pengoptimalan terhadap sumber daya energi yang dapat di perbaharui seperti yang pernah saya tulis pada artikel saya sebelum ini ( baca di sini ) dan sebagaimana kita ketahui bahwa etanol sendiri bisa dijadikan sebagai bahan bakar murni bensin ataupun hidrogen. Saya tidak tahu apakah ada unsur politik ataukah produksi dalam pengembangan bio etanol sendiri, memang lebih baik implementasi bioetanol ini dengan pencampuran tidak 100% untuk melanjutkan transisi perubahan energi lebih berjalan lancar dan tidak ada penggunaan tanah secara radikal. Tapi sebagaimana kita ketahui (diambil dari sumber) bahwa bio etanol ini diperoleh dari proses sintesa kimia yang
disebut hidrasi, sedangkan bioetanol direkayasa dari biomassa (tanaman)
melalui proses biologi (enzimatk dan fermentasi).
Bahan baku bioetanol
sebagai berikut :
Bahan berpati,
singkong, atau ubi kayu, ubi jalar, tepung sagu, biji jagung, biji
sorgum,gandum kentang, ganyong, garut, umbi dahlia, dan lain-lain.
Bahan bergula, berbentuk molasess (tetes tebu), nira tebu, nila kelapa, nila batang sorgum manis, nira aren (enau), nira nipah, gewang, nira lontar dan lain-lain.
Bahan berselulosa, berupa limbah logging,limbah pertanian seperti jerami padi, ampas tebu, jenggel (tongkol) jagung, onggok (limbah tapioka), batang pisang, serbuk gergaji (grajen) dan lain-lain.
Bahan bergula, berbentuk molasess (tetes tebu), nira tebu, nila kelapa, nila batang sorgum manis, nira aren (enau), nira nipah, gewang, nira lontar dan lain-lain.
Bahan berselulosa, berupa limbah logging,limbah pertanian seperti jerami padi, ampas tebu, jenggel (tongkol) jagung, onggok (limbah tapioka), batang pisang, serbuk gergaji (grajen) dan lain-lain.
Menurut data BPS tahun 2006, luas sawah di Indonesia adalah 11.9 juta
ha. Artinya, potensi jerami padinya kurang lebih adalah 119 juta ton.
Apabila seluruh jerami ini diolah menjadi ethanol maka akan diperoleh
sekitar 9,1 milyar liter ethanol (FGE) dengan nilai ekonomi Rp. 50,1
trilyun. Jika dihitung-hitung ethanol dari jerami sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan bensin nasional. ( di kutip dari sumber )
Intinya adalah bahwa "Kerja keras adalah energi kita" sejauh mana kita melakukan konservasi dan menghargai energi tersebut sebagi salah satu peran vital sebagai penunjang ekonomi serta kebutuhan energi nasional kita. Apakah sudah cukup dengan memasarkan produk bio fuel tersebut?? dan sejauh mana peran aktif instansi negara salah satunya PT Pertamina serta pemerintah dalam hal ini? ? Pentingnya publikasi pengetahuan mengenai bio etanol sehingga masyarakat bisa menilai bahwa apa arti yang tepat untuk slogan "Kerja keras adalah Energi kita".
Comments :
Post a Comment